Hadits ke-24 dari 140, BAB 13. PENJELASAN BANYAKNYA JALAN KEBAIKAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
Hadits ke-24 dari 140, BAB 13. PENJELASAN BANYAKNYA JALAN KEBAIKAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ لَيَرْضَ عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأَكُلَ الأَ كْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا . رَوَاهُ مُسْلِمِ
الأَ كْلَةَ؛ بفتح الهمزة؛ وهي الغدوة او العشوة
140. Dari Anas ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda, : “Sesungguhnya Allah benar-benar ridha kepada hamba yang jika dia makan suatu makanan, lalu dia memuji-Nya atas (nikmat rizki) makanan tersebut, ataupun jika dia minum suatu minuman, lalu dia memuji-Nya atas (nikmat rizki) minuman tersebut.” (HR. Muslim, no. 2734)
Al-Aklatu: dengan huruf hamzah berfathah; yaitu makan pagi atau makan sore/malam
HR. Muslim fii Dzikri ( Bab Istihbaabi hamidallahu ta'ala ba'da akli wa syurbi)
Lughatul Hadits:
- Yardha: menerima (amal shalih)nya hamba dan memberikan pahala kepadanya.
- Al-Aklatu was syurbatu: nama kaitannya dengan makan dan minum
- Al-ghadwatu: penamaan makan pada awal hari (pagi)
- Al-'Uswatu: penamaan makan pada akhir hari (sore/malam)
Faidah Hadits;
Perintah untuk selalu bersyukur kepada Allah Azzawajalla atas luasnya karunia-Nya dan banyaknya nikmat-Nya, dan sedangkan sikap syukur merupakan jalan kesuksesan dan diterimanya amal, karena hanya Allah SWT jualah yang berhak pujian atas segala nikmat
Tidak ada komentar: