Hadits ke-4 dari 145, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-4 dari 145, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أنّ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا، وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ. رواه البخاري.

وفي رواية له: وقارِبُوا، واغْدُوا ورُوحُوا، وشَيءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ، والقَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوا.


قوله: ألدّين : هو مرفوع على مالم يسمّ فاعله. وروي منصوبا. وروي: لَنْ يُسَادَّ الدِّيْنَ اَحَدٌ. وقوله: صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِلَّا غَلَبَهُ: اي غلبه الدين، وعجز ذلك المشادّ عن مقاومة الدين لكثرة طرقه. و: الغدوة: سيْر اوّل النهار. و: الرّوْحة: آخر النهار. و: الدّلجة: آخر الليل. وهذا استعارة وتمثيل، ومعناه: إستعينوا على طاعة الله عزوجل بلأعمال فى وقت نشاطكم، وفراغ قلوبكم، بحيث تستلذون العبادة، ولا تسأمون، وتبلغون مقصودكم، كما أنّ المسافر الحاذق يسير فى هذه الأوقات، ويستريح هو ودابّته في غيرها، فيصل المقصود بغير تعب، والله أعلم.    


145. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah sekali-kali (seseorang) mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah kalian (kepada yang benar) dan berilah mereka kabar gembira dan minta tolonglah kalian saat Al Ghadwah (awal pagi) dan ar-ruhah (akhir siang) dan sesuatu dari ad-duljah (akhir waktu malam) ". HR. Bukhari

Dan masih diriwayatnya: "Dan dekatkanlah diri kalian (dalam kebaikan). Pergilah dan berangkatlah kalian sedikit dari kegelapan, dan (ikutilah) jalan pertengahan (dalam kesempurnaan), maka niscaya kalian akan sampai."


Kata : “Addienu”: (agama) ditujukan pada palaku yang tidak disebutkan pelakunya (artinya siapapun yang melaksanakan amalan agama), dan diriwayatkan secara pelaku yang tidak langsung. Dan diriwayatkan pula dengan redaksi: : لَنْ يُسَادَّ الدِّيْنَ اَحَدٌ: tidaklah sekali-kali seseorang mempersulit agama. Dan Kata Nabi SAW: “illa Ghalabahu”: dikalahkan agama, dan ketidak mampuan orang yang menaklukkan ajaran agama disebabkan karena banyaknya metode/cara. Dan “Al Ghadwatu”: mulainya awal hari (pagi hari), dan “Arrauhatu”: Akhir (siang) hari (yaitu Sore); dan kata “ Ad-Duljatu”:  akhir/penghujung malam. Dan ungkapan ini merupakan isyarat dan perumpamaan, dan artinya: mohonlah kalian pertolongan hal ketaatan kepada Allah Azza wajalla dengan amalan-amalan (shalih) di waktu sibuk dan luangnya waktu, agar kamu bisa menikmati ibadah, dan tidak jenuh/bosan, dan tercapainya tujuan kalian, sebagaimana pengembara/musafir yang bijaksana yang berjalan pada waktu-waktu tertentu, dan ia beristirahat juga serta hewannya pada waktu-waktu lainnya, sehingga ia mencapai tujuannya tanpa kelelahan. Wallahu ‘Alam.

 

HR. Bukhari fii Mardhaa (Bab Tamanniy Mariidhi almauta) wa Fii Riqqaqi (Bab Qasdi wal mudawamati ‘alal amamli)

 

Lughatul Hadits:

-Saddiduu: sepantasnyalah kalian berlaku lurus, yaitu pertengahan tanpa berlebihan.

-Qaaribuu: jika belum mampu melakukan amal-amal (shalih) secara sempurna, maka kerjakanlah yang mendekatinya (kesempurnaan amal)

-Al Qasda: difokuskan pada ujian, yaitu sepantasnyalah pertengahan dalam perkara (amal) tanpa berlebihan dan tidak kurang.


Faidah Hadits:

-Dorongan untuk memilih waktu-waktu yang bersemangat untuk ibadah.

- Keinginan yang kuat dalam ibadah, sampainya keridhaan Allah SWT, dan konsistennya melaksanaan ibadah kepada-Nya.



Hadits ke-4 dari 145, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-4 dari 145, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on September 16, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar: