Pembaca yang budiman dan seiman, sebangsa, serta setanah air, izinkan saya membuka
tirai pemikiran pribadi dengan sebuah refleksi yang menusuk ke jantung persoalan. Kita,
sebagai bangsa yang berdiri di atas pondasi Ketuhanan Yang Maha Esa, senantiasa
dihadapkan pada ujian ideologis yang tidak kunjung usai. Salah satu hantu
yang terus mengintai dari balik kegelapan sejarah adalah komunisme, sebuah
doktrin yang telah membuktikan dirinya sebagai antitesis dari nilai-nilai
kemanusiaan dan ketuhanan yang kita yakini keEsa-anya.
Bahaya
Ideologi Komunis dari Sudut Pandang Islam
Komunisme, yang berakar dari
filsafat materialisme dialektis Karl Marx, mengingkari keberadaan Tuhan dan
mengutamakan pendekatan materialis dalam segala hal. Hal ini sangat
kontradiktif dengan nilai-nilai inti Islam, yang menjadikan keimanan kepada
Allah SWT sebagai pilar utama kehidupan manusia.
1.
Pengingkaran terhadap Eksistensi Tuhan
Komunisme secara terang-terangan
menolak adanya Tuhan. Dalam manifesto komunis yang disusun oleh Marx dan
Engels, agama disebut sebagai "candu masyarakat" (opium of the
masses). Mereka menganggap agama hanyalah alat kontrol yang digunakan untuk
menindas kelas bawah oleh kelas atas. Ide ini jelas bertentangan dengan ajaran
Islam yang memandang Allah SWT sebagai pencipta alam semesta dan sumber segala
sesuatu.
Islam tidak hanya mengakui
keberadaan Tuhan, tetapi juga menekankan pentingnya penyerahan diri kepada-Nya
sebagai inti dari kehidupan manusia. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
وَلَئِن
سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ
لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
"Dan jika kamu bertanya kepada
mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan
bulan? Tentu mereka akan menjawab: Allah, maka mengapa mereka (dapat)
dipalingkan (dari jalan yang benar)."
(QS
Al-Ankabut;29:61).
2.
Penghapusan Hak Milik Pribadi
Salah satu prinsip utama komunisme
adalah penghapusan kepemilikan pribadi dan pengalihan semua aset kepada negara.
Dalam sudut pandang Islam, kepemilikan pribadi diakui sebagai hak yang sah,
namun dengan tanggung jawab sosial yang besar. Al-Quran mengakui kepemilikan,
tetapi memberikan aturan moral tentang bagaimana harta harus digunakan dimanfaatkan
dan didayagunakan untuk kemashlahatan.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
وَلَا تُؤْتُوا۟
ٱلسُّفَهَآءَ أَمْوَٰلَكُمُ ٱلَّتِى جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمْ قِيَٰمًا وَٱرْزُقُوهُمْ
فِيهَا وَٱكْسُوهُمْ وَقُولُوا۟ لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوفًا
"Dan janganlah kamu serahkan
kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya. harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu), yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka
belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka
kata-kata yang baik." (QS. An-Nisa;4:5).
3.
Penolakan terhadap Keadilan Tuhan
Komunisme menekankan pertarungan
kelas antara "borjuis" (pemilik modal) dan "proletariat"
(pekerja). Dengan mengusung revolusi sebagai metode untuk menghancurkan tatanan
sosial yang ada, komunisme menolak konsep keadilan Tuhan (Allah SWT). Dalam
pandangan Islam, kehidupan manusia di dunia ini adalah ujian, dan keadilan
Allah SWT akan ditegakkan di akhirat. Oleh karena itu, segala bentuk
ketidakadilan atau penindasan harus ditangani melalui mekanisme yang adil dan
damai, bukan dengan revolusi yang penuh kekerasan. Apalagi
dilaukan dengan membabibuta dan serampangan mana yang baik dan mana yang jelek.
Malah yang terjadi di negeri ini justeru sebaliknya, yaitu yang benar
disalahkan dan yang salah dibenarkan, hal ini hanya berlaku kepada manusia yang
dekat dengan kekuasaan dan penguasa negeri ini.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
وَلَا
يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ
أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
"Dan janganlah kebencianmu
terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada taqwa." (QS. Al-Maidah;5:8).
Bukti Pemberontakan PKI di Indonesia
Marilah kita
bersama-sama menyelami lautan fakta untuk mengurai benang kusut pemberontakan
PKI yang telah menorehkan luka mendalam pada tubuh bangsa ini. PKI, bagaikan ular berbisa yang
bersembunyi di balik rerumputan, telah berkali-kali mencoba menghujamkan
taringnya ke jantung Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertama, mari kita telusuri jejak
berdarah PKI dalam Peristiwa Madiun 1948. Pada 18 September 1948, di bawah
komando Musso, PKI melancarkan kudeta berdarah di Madiun. Mereka menculik dan
membunuh para pejabat pemerintah, tokoh agama, dan warga sipil yang tidak
bersalah. Sejarawan Asvi Warman Adam mencatat, "Pemberontakan PKI
Madiun 1948 adalah bukti nyata pengkhianatan PKI terhadap negara yang baru
merdeka."
Kedua, kita tak bisa melupakan
tragedi berdarah G30S/PKI 1965. Pada dini hari 1 Oktober 1965, PKI melancarkan
kudeta berdarah dengan menculik dan membunuh enam jenderal senior TNI AD dan
seorang perwira pertama. Mayat para jenderal tersebut dilempar ke dalam sumur
tua di Lubang Buaya. Jenderal A.H. Nasution, yang lolos dari penculikan,
menuturkan dalam memoarnya: "PKI telah melakukan pengkhianatan terbesar
dalam sejarah bangsa Indonesia."
Ketiga, jangan lupakan pula
pemberontakan PKI di berbagai daerah seperti di Blitar Selatan pada 1968. Meski
sudah dilarang, sisa-sisa PKI masih berusaha bangkit dan melakukan perlawanan
bersenjata. KH. Muhammad Hasyim Asy'ari pernah memperingatkan:
"Waspadalah terhadap orang-orang yang mengatasnamakan rakyat, padahal
mereka hanya mementingkan diri sendiri." Peringatan ini seolah
ditujukan kepada PKI yang selalu mengklaim memperjuangkan rakyat, padahal
nyatanya hanya menebar teror dan kehancuran.
Cara
Menangkal Kebangkitan PKI
Kita mesti ingat bahwa ancaman
kebangkitan PKI bukan semata soal organisasi atau politik. Ini adalah tentang
cara pandang hidup, tentang bagaimana manusia memperlakukan sesamanya dan
bagaimana ia memandang dunia ini.
1.
Keadilan sebagai Kunci Mencegah Kebangkitan
Dalam ajaran Islam, keadilan adalah
pondasi peradaban. Rasulullah SAW diutus bukan hanya untuk menyampaikan wahyu,
tetapi juga untuk menegakkan keadilan di tengah masyarakat yang dikuasai oleh
kezaliman. Islam memerintahkan setiap pemimpin, setiap anggota masyarakat,
untuk bersikap adil, memberikan hak kepada yang berhak, dan tidak mendzalimi siapa pun, baik dengan
kekuasaan maupun kekayaan.
Keadilan ini tidak hanya soal
ekonomi, tetapi juga soal akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan
hidup yang layak. Jika masyarakat merasa mendapatkan apa yang menjadi haknya,
mereka tidak akan mudah terjerumus ke dalam perangkap ideologi yang menipu.
Sebab, komunisme datang dengan janji palsu tentang kesetaraan dan pemerataan,
padahal sejatinya hanya menggiring manusia kepada kehancuran spiritual dan
moral.
2.
Aqidah: Benteng Pertahanan Utama
Namun, keadilan saja tidak cukup.
Komunisme bukan hanya masalah sosial; ia adalah tantangan akidah. Ideologi ini
mengingkari eksistensi Allah SWT dan meletakkan materi sebagai satu-satunya
realitas. Bagi mereka yang rapuh dalam akidah, godaan seperti ini bisa jadi
sangat menghipnotis. Oleh karena itu, membangun benteng akidah yang kuat adalah
hal yang utama.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan
untuk senantiasa menyucikan jiwa dan menjaga hati agar tetap tunduk kepada
Allah SWT. Dengan akidah yang kuat, kita akan memiliki pandangan yang jelas
tentang makna hidup, dan kita tak akan mudah tergoda oleh tawaran-tawaran palsu
yang datang dari luar Islam. Komunisme, dengan segala janjinya, hanya akan
tampak sebagai fatamorgana bagi mereka yang hatinya dipenuhi cahaya iman.
Sebenarnya
satu surat dalam alqur’an cukup bagi kita umat Islam untuk tetap istiqamah
dengan keimannnya yaitu surat al-Ikhlas;112:1-4.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ (١) اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ (٤)
Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak (bukan orangtua) dan tidak pula diperanakkan (bukan anak). Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (ke Esaan dan Kekuasaannya)
3.
Ukhuwah dan Persatuan Umat
Selain itu, kita juga harus menjaga
ukhuwah Islamiyah di tengah umat. Salah satu kelemahan yang sering dimanfaatkan
oleh ideologi sesat adalah perpecahan di kalangan umat. Ketika kita
tercerai-berai, ketika persaudaraan kita lemah, maka mudah bagi ideologi asing
untuk menyusup dan merusak tatanan yang telah kita bangun.
Ketika umat bersatu, ketika kita
saling mendukung dan menolong, maka tidak akan ada ruang bagi ideologi-ideologi
sesat untuk merusak. Sebab, ukhuwah bukan hanya soal perasaan, tetapi juga soal
kekuatan sosial yang dapat melindungi kita dari ancaman apa pun yang datang
dari luar.
Karena itu
membangun sikap persatuan dan jiwa kesatuan cukup menjadi penguat ideologi kita
bangsa Indonesia. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam QS.ali-‘Imran;3:103.
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Tidak ada komentar: