Beberapa kali penulis
berusaha mencoba untuk menggugah dan menyadarkan prilaku para pemuda konyol
tersebut. Pernah di depan warteg, ketika sama-sama membeli makanan di situ.
“Mas ...dosa membuat kebisingan di jalan...” responnya diam dan seolah
mendengarkan lalu mengangguk. Di lain kesempatan saat menunggu lampu merah,
“Mas ... sampean mengganggu orang banyak...” jawabnya: “Banyak orang yang
melakukan...”, yaa begitulah cara orang-orang kebanyakan mempertahankan diri
dalam kebathilan. Karena akan berpisah
saya bilang, barangkali kalimat saya membekas padanya: Sampean sudah shalat?
Jawabnya: Saya kerja. Lalu saya timpali: Kalau orang shalat tidak akan
melakukan perbuatan yang mengganggu orang lain!!
Saya tanya ke salah seorang pedagang kaki lima saat
knalpot brong tadi lewat: Kok tidak ada orang yang mengingkari ya? Jawabnya:
Sekarang anak-anak seperti itu! Dari sini pentingnya kita menghidupkan tegur
sapa urusan perbaikan masyarakat dan generasi. Jika tidak maka kita dalam
bahaya.
Bangsa Yahudi yang mereka disebut terkadang dalam
Al-Qur’an dengan kata Bani Israil, mendapat laknat Allah SWT karena sebab
seperti generasi sekarang. Cuek dengan masalah-masalah kemungkaran di
sekitar. Allah
SWT berfirman:
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ
عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟
وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ كَانُوا۟
لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
“Telah dilaknat orang-orang kafir dari
kalangan Bani Israil itu melalui lisan Dawud dan Isa ibn Maryam. hal itu
dikarenakan mereka melanggar dan melampaui batas. Dahulu mereka tidak mencegah
kemungkaran yang dilakukan orang-orang. Alangkah jeleknya apa yang mereka
lakukan itu (QS,
Al-Maidah;5:78-79).
Mudah-mudahan
Allah SWT memperlihatkan pada kita suatu kebenaran sebagai perkara
yang benar, dan kita dapat melihat perkara yang bathil sebagai suatu
kebathilan. Hendaknya yang mengetahui hal ini memberitahu saudara dan sanak
kerabatnya yang belum tahu. Allah SWT
menjadi saksi kalau saya
sudah menyampaikan hal ini dalam moment jumat maupun di majlis lainnya. Bahkan
ketika makalah ini saya sebar leawat WA, ada ketua takmir masjid yang
berkomentar: “Terima kasih, sangat bermanfaat sekali. Saya share makalahnya ke
grup keluarga dan sahabat-sahabat”. Bahkan ada yang minta rekaman khutbah
tentang masalah ini, lalu saya jawab kalau saya tidak pernah merekam khutbah/
ceramah sendiri.
Di dalam agama Islam aturan dan ajarannya
sungguh sangat indah dan tepat karena datangnya dari Allah Sang Maha Pencipta
dan Maha Bijaksana. Di zaman Nabi SAW salah seorang sahabat pernah ditanya oleh
orang: Apakah Nabi kalian mengajarkan semua perkara, yang besar maupun yang
kecil? Sahabat itu menjawab: Ya, sekalipun bila salah seorang dari kami akan
masuk ke toilet beliau ajarkan doa dan adabnya! Beberapa tahun belakangan
ini muncul fenomena anak-anak muda yang memodifikasi knalpotnya hingga
menimbulkan suara yang brisik dan mengganggu. Hal ini dinilai oleh sebagian
orang sebagai sesuatu yang wajar, apalagi ditinjau dengan kacamata orang awam.
Adapun dilihat dari sisi agama Islam, meski tidak ada nash dalam Al-Qur’an
secara tersurat atau harfiah. Namun secara tersirat bisa ditelusuri dalam
ayat-ayat Quraniyyah maupun dalam hadits Nabawiyyah. Ditambah lagi ada
kaedah-kaedah Ushul Fiqh yang peletak dasarnya adalah imam Asy-Syafi’it .
Rumus-rumus tersebut merupakan intisari dari ajaran Islam yang bersumber pada
kedua wahyu tersebut. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُخْسِرِينَ
“dan janganlah kalian
termasuk orang-orang yang merugikan (orang lain) (QS, AsySyu’ara’26:
181). Di ayat yang lain juga:
وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ
Jangalah
kalian berbuat kerusakan di permukaan bumi
(QS, Al-A’raf;7:56). Banyak orang
terutama yang muda-muda tidak merasa kalau tindakannya mempreteli alat yang
sudah menjadi standart pabrik, kemudian dimodifikasi dengan keluar biaya lagi
hanya dalam rangka merusak. Uang yang semestinya tidak keluar atau bisa
digunakan untuk kepentingan lain yang bermanfaat, malah dihambur-hamburkan
untuk hal semacam ini. Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang yang
apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan/ boros (QS
Al-furqan;25:67). Adapun dalam sebuah hadits yang disebutkan imam An-Nawawi
dalam kitab Arba’iin-nya dan disebutkan pula oleh imam Ibnu Rajab Al-Hanbali
dalam Jaami’ Al-‘Uluum wa Al-Hikam, bahwa Nabi bersabda:
“Tidak boleh melakukan sesuatu yang berbahaya
dan menimbulkan bahaya bagi orang lain” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
Ad-Daraquthni dan lainnya dengan sanad bersambung). Secara akal sehat suatu produk tentunya sudah dipikirkan
matang-matang oleh pebrik dan pembuatnya. Di era 80 an sepeda motor yang keras
bunyinya menunjukkan bahwa ia murah dan kurang berkwalitas atau yang disebut
dengan istilah 2 tak. Selain brisik juga ngobos/ banyak mengeluarkan asap dan
tidak ramah lingkungan. Di zaman sekarang/ saat ini hampir dikatakan semua
produk motor 4 tak. Sudah baik sesuai standart pabrik, suara tidak brisik dan
tidak berasap ngepul. Namun orang-orang yang tidak/ kurang kerjaan mengganti
onderdil dengan yang bukan semestinya. Dimulai dari knalpot, ban, spion dll.hal
ini sungguh tidak bisa diterima akal sehat, sepeda motor besar diganti bannya
dengan setipis ban sepeda biasa.
أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌ
“Tidak adakah di antara kalian orang yang (berakal)
berfikiran lurus?" [QS, Hud;11;:78] Perkaranya lebih mencengangkan dan gila lagi bila hal tersebut
terjadi di lingkungan pesantren. Seseorang yang sudah diustadkan kok bisa
melakukan hal itu?! Mestinya menjadi contoh yang baik, kok malah jadi contoh
yang jelek! Gimana muridnya? Pepatah kita menyatakan: “Guru kencing berdiri,
murid kencing berlari”. Dengan alasan tampil beda, biar tidak sama dengan yang
lain/ ada bedanya. Kalau memang demikian gengsinya, kenapa tidak merakit/
membuat sendiri. Dari sini kita mengetahui bahwa diri kita cuma bisanya memakai
saja! Mengapa harus begitu? Padahal justru buang-buang uang dalam rangka
merusak. Allah SWT berfirman QS An-Nisa;5:
وَلَا تُؤْتُوا۟ ٱلسُّفَهَآءَ
أَمْوَٰلَكُمُ ٱلَّتِى جَعَلَ ٱللَّهُ لَكُمْ قِيَٰمًا
“Janganlah
kalian memberikan harta/ uang kalian pada orang-orang bodoh, sedangkan uang itu
Allah jadikan untuk kepentingan kalian”. Di dalam tafsir
dinyatakan maksud orang-orang bodoh diantaranya anak-anak kecil/ belum dewasa.
Sungguh benar kata imam Asy-Syafi’i : “Sesungguhnya masa muda, waktu kosong dan adanya uang benar-benar merusak
seorang pemuda dengan berbagai kerusakan”. Kepekaan sosial
di zaman sekarang urusan etika/ adab sungguh terkikis hampir habis. Seseorang
mestinya merasa kalau sepedanya brisik dia matikan begitu memasuki lingkungan
tertentu. Bahkan akan kita dapati banyak di tengah masyarakat, khususnya di
gang-gang yang bertuliskan perintah mematikan mesin motornya yang akan lewat.
Termasuk misalnya dalam hal ini ketika akan parkir di depan kelas, bukannya
malah di gas baru dimatikan saat akan parkir. Harusnya dari jauh, karena akan
mengganggu proses belajar mengajar/ membuyarkan konsentrasi dan seterusnya.
Apalagi saat mengetahui shalat sedang berlangsung! Kemungkinan bahkan pasti
ketika si brong lewat di jalan, ada rumah yang di dalamnya terdapat orang yang
lagi sakit. Ada bayi yang lagi ditidurkan bahkan ada orang tua yang lagi
istirahat. Mereka semua kaget dengan suara bising itu, boleh sang pengendara
bukan Cuma diumpat tapi di doakan celaka! Penolakan masyarakat. sudah di
mana-mana. Fenomena ini tidak hanya di Nusantara namun hingga ke timur tengah
pun kita akan menjumpainya. Berapa banyak kita melihat tulisan “Knalpot Brong
Dilarang Masuk!”. Di beberapa kota yang saya ketahui. Bahkan dalam berita
seperti di Pati Jawa tengah sekian ribu knalpot yang disita polisi, akhirnya
dikumpulkan dan dijadikan icon seolah ikan besar. Ada juga tidakan aparat yang
mendekatkan telinga si pengguna brong untuk di dengarkan sendiri karya
rusaknya! Demikian halnya di Solo dll. sementara di kota yang lainnya baru pada
taraf dihimbau, ini terlihat dari beberapa spanduk di depan kampus dll. Mereka
tidak tau/ tidak mau tau, kalau mungkin ada dari orang yang di rumahnya sakit
maupun ada bayi yang akan kaget dengan suara bising/ brisik mereka. Bisa
dipastikan mereka para pemuda tersebut hasil dari broken home, putus sekolah
hingga cari perhatian di luar karena di rumahnya mereka tidak diperhatiakan,
sehingga hanya menjadi sampah masyarakat saja! Maka dari itu kepada para orang
tua sadarlah, jangan anda menjadi penyebab anak anda berbuat kerusakan. Kalau
anda ikut andil memberi uang, saya khawatir itu menjadi dosa jariyah anda
hingga di bawa mati sampai anak anda berhenti/ taubat. Diantara ajaran Islam
yang indah adalah menjaga lingkungan agar supaya aman, tertib, indah, teratur
rapi dan nyaman. Hal ini tidak akan terwujud melainkan dengan kerjasama semua
elemen masyarakat. Dimulai dari pribadi masing-masing, keluarganya lalu
tetangganya dan seterusnya. Sesuai dengan kaedah syar’iyah “Menciptakan
kemanfaatan dan mendatangkan hal itu sebanyak-banyaknya, dan meminimalisir
bahaya dan menyedikitkan kerusakannya”. Mungkin banyak orang yang tidak
menerima hal ini, karena hawa nafsunya diusik, terlanjur senang/ hobi
rame-rame. Hal ini tidak hanya menimpa orang-orang yang awam, bahkan yang
katanya mengaji sampai ustad-ustad muda pun ada yang melakukan hal yang tak
patut ini.
Tidak ada komentar: