Hadits ke-10 dari 151, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-10 dari 151, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



عَنْ أَبِي ربعِيِّ حَنْظَلَةَ بن الربيعِ الْأُسَيِّدِيِّ الكاتب - أحد كُتَّابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ؛ لَقِيَنِي أَبُو بَكْرٍ رضي الله عنه فَقَالَ؛ كَيْفَ أَنْتَ يَا حَنْظَلَةُ؟،  قُلْتُ؛ نَافَقَ حَنْظَلَةُ!، قَالَ؛ سُبْحَانَ اللَّهِ، مَا تَقُولُ؟ قَالَ؛ قُلْتُ نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ فَنَسِينَا كَثِيرًا. قَالَ أَبُو بَكْرٍ رضي الله عنه؛ فَوَاللَّهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا، فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ رضي الله عنه حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْتُ؛ نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ! فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ وَمَا ذَاكَ؟ قُلْتُ؛ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ، نَسِينَا كَثِيرًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي، وَفِي الذِّكْرِ، لَصَافَحَتْكُمْ الْمَلَائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ، وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ. رواه مسلم، 

قوله ؛ربعيّ؛ بكسر الراء، والاُسيدي؛ بضم الهمزة، وفتح السين، وبعدها مشددة مكسورة، وقوله؛ عافسنا، هو بالعين المهملة؛ عالجها ولاعبنا، و الضيعات؛ المعايشة.


151. Dari Abu Rib'iy Handzalah  bin Rabi' Al Usayyidy seorang juru tulis - salah satu juru tulis Rasullullah SAW, dia berkata; "Saya pernah berjumpa dengan Abu Bakar ra dan ia bertanya kepada saya; 'Bagaimanakah keadaanmu ya Handzalah ? ' Saya (Handzalah ) menjawab; 'Handzalah  telah munafik.' Abu Bakar (terperanjat) seraya berkata; 'Subhanallah, apa maksud ucapanmu tadi hai Handzalah ? ' Saya menjawab; 'Ketahuilah olehmu hai Abu Bakar, ketika kami berada di sisi Rasulullah SAW, beliau sering mengingatkan kami tentang siksa neraka dan nikmat surga hingga seolah-olah kami melihatnya dengan mata kepala kami sendiri. tetapi, ketika kami keluar dari sisi Rasulullah SAW, maka kami pun kembali lalai kepada isteri dan anak-anak kami serta sering melakukan perbuatan yang tidak berguna. Jadi, kami ini sering lengah.' Abu Bakar ra berkata; 'Demi Allah, kami juga sering berbuat seperti itu hai Handzalah .' Kemudian saya dan Abu Bakar ra pergi ke rumah Rasulullah SAW ( saat sampai), saya berkata; 'Ya Rasulullah, Handzalah  telah munafik wahai Rasulullah.' Rasulullah SAW bertanya: 'Apa maksudmu ( Handzalah )? ' Saya meneruskan ucapan saya; 'Ya Rasulullah, ketika saya berada di sisi engkau, kemudian engkau menerangkan kepada saya tentang (siksa) neraka dan (nikmat) surga, seolah-olah saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Akan tetapi, ketika saya telah keluar dari sisi engkau, maka saya pun kembali lalai kepada istri dan anak-anak saya serta sering melakukan perbuatan yang tidak berguna. Kami sering bersikap Iengah.' Mendengar pernyataan tersebut, Rasulullah SAW bersabda: 'Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, sungguh jika kamu senantiasa menetapi apa yang kamu lakukan ketika kamu berada di sisiku dan ketika kamu berzikir, niscaya para malaikat akan menjabat tanganmu dalam setiap langkah dan perjalananmu. Tetapi, tentunya yang demikian itu dilakukan sedikit demi sedikit (dari waktu-kewaktu, secara berkala, tidak spontanitas).' Beliau SAW mengulangi kata-kata itu tiga kali. HR. Muslim


Menurutnya: Rib'iy dengam huuruf ra' berkasrah, dan Al Usayyidi dengan huruf hamzah berdhammah dan huruf sin berfathah, lalu huruf ya' kasrah bertsydid, dan kata: 'Aafasnaa': huruf 'ain dan sin tanpa tanda titik; artinya kembali semula dan bermain-main, dan Dhi'aat: aktivitas kehidupan (yang melalaikan)


HR. Muslim fii Taubati. (Bab Fadlu dawaami dzikri)


Lughatul Hadits:

-Nafaqa Hanzhalah: rasa takut dirinya (Hanzhalah) dari per perbuatan munafik sebagaimana takut yang dirasakan saat di majelis Rasulullah SAW, apabila selesai urusan dunia ia merasa takut. Dan pokok perkara munafik yaitu menampakkan (kebaikan) dari apa yang disembunyikan,  kebalikanya dari keburukan.

-Dhi'aat: bentuk jamak dari dhi'at yaitu hilang(hal sia-sia),  yaitu (kesia-siaan) kehidupan seseorang dari kreatifitasnya atau, hartanya maupun hasil karyanya.

-walakin ya Hanzhalah saa'atan: dalam menunaikan ketaatan.

-wa saa'atan: upaya (waktu) yang dibutuhkan manusia.


Faidah Hadits:.

-Manusia itu ditengah (kecenderungan) antara (bisa prilaku seperti) malaikat dan (bisa prilaku seperti) syetan

-Keberlanjutan secara terus menerus dalam dzikir (mengingat Allah SWT) dan merasa selalu diawasi, dan tidak acuh dari hal-hal tersebut sebagaimana sifat-sifat para malaikat.

-Minimal menyediakan baginya waktu: waktu bermunajat kepada Rabbnya (Allah SWT), waktu untuk berintrospeksi dirinya, dan waktu memikirkan ciptaan Allah SWT, serta waktu senggangnya (sisanya) untuk memenuhi kebutuhan makan dan minumnya. 

-Islam itu agama yang sesuai fitrah, toleran, dan seimbang. Menggabungkan keperluan antara dunia dan akhirat, serta antara kebutuhan rohani dan jasmani.




Hadits ke-10 dari 151, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-10 dari 151, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on November 05, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar: