Bulan November sangat identik
dengan bulan kepahlawanan/pejuang kebaikan baik dalam kontek agama Islam maupun
kenegaraan. Sehubungan dengan hal ini, cukup banyak jasa para pahlawan di
negeri ini, yang sebagian namanya di kenang dan sebagian tidak mendapat
perhatian, sehingga keberadaannya tidak jelas. Keberhasilan para pejuang
itu tidak lepas dari isi dan makna
kandungan surat an-Nashr.
teks Surat An Nashr 1-3 sbb;
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
. وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Kronologi turunnya
Surat An Nashr urutan surat
ke-110 dari 114 surat dalam alqur’an. Surat ini terdiri dari tiga ayat dan
merupakan Surat Madaniyah, meskipun turunnya di Makkah, Sebab penggolongan
surat Makkiyah dan Madaniyah bukanlah berdasarkan tempat turunnya tetapi
berdasarkan waktu turunnya. Yaitu Surat yang turun sebelum hijrah merupakan
surat Makkiyah. Sementara surat yang turun sesudah hijrah merupakan Surat
Madaniyah. Karena itulah surat ini sering disebut surat yang memiliki 2 tempat
turunnya, dan surat ini membicarakan tentang pertolongan Allah SWT.
Nama lain surat ini adalah Idza
jaa’a nashrullaahi wal fath, dan nama lainnya surat At Taudi’ (perpisahan)
karena adanya indikasi dekatnya ajal Rasulullah SAW. Dan surat ini termasuk
yang terakhir Allah SWT turunkan kepada Rasulullah SAW yakni setelah surat At
Taubah.
Keterangan Mufassir
Misalnya Ibnu Katsir, Allah SWT
menurunkannya di Mina saat Haji Wada’. berpendapat lain surat ini turun sebelum
Fathul Makkah.Jadi kronologi Surat An Nashr ini terkait dengan dua hal:
Pertama, mengabarkan
kemenangan dan masuknya orang-orang Arab ke Islam secara berbondong-bondong.
Kedua, mengindikasikan
telah dekatnya ajal Rasulullah SAW.
Ibnu Umar ra menjelaskan bahwa
surat ini turun dipertengahan hari-hari tasyrik. “Maka aku mengetahui bahwa hal
ini merupakan alwada’ (perpisahan),”
Ibnu Abbas ra menjelaskan bahwa
setelah Allah SWT menurunkan surat ini, Rasulullah SAW memanggil Fatimah ra.
Fatimah menangis saat Rasulullah SAW mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat.
Lalu Fatimah ra tersenyum karena Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى
لاَحِقٌ بِى
“Jangan menangis, karena
sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal menyusulku.” (HR. Ad
Darimi dan Thabrani; hasan)
Imam Bukhari meriwayatkan dari
Ibnu Abbas bahwa Umar bin Khattab ra menyertakan beliau dalam majelis para
pahlawan perang Badar. Sebagian pahlawan Badar keberatan Ibnu Abbas ra masuk
dalam majelis tersebut.
Lalu Umar minta pendapat “Apa
pendapat kalian mengenai firman Allah idza ja’a nashrullahi wal fath?”
“Allah memerintahkan kita untuk
bertahmid dan beristighfar kepada-Nya jika Dia menolong dan memberi
kemenangan,” salah seorang dari mereka bersaut, Yang lain diam, tidak ada
jawaban berbeda.
“Apakah demikian pendapatmu wahai
Ibnu Abbas?”
“Tidak wahai Amirul Mukminin.
Idza ja’a nashrullahi wal fath merupakan indikasi dekatnya ajal Rasulullah SAW
yang Allah Ta’ala beritahukan kepada beliau.
“Aku tidak mengetahui tafsir
surat An Nashr ini kecuali apa yang kamu katakan,” pungkas Umar. Karena itu
maka datangnya kemenangan dan fathu Makkah merupakan tanda ajal beliau.”
Menelisik Surat An Nashr
Dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir
Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Kami
berusaha mensarikan dari lima tafsir tersebut agar terhimpun banyak manfaat dan
kaya akan khazanah pengetahuan keislaman.
Teks Ayat 1
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan
al-imam Ibnu Katsir menjelaskan,
ulama sepakat bahwa al fath dalam ayat
ini maksudnya pembebasan kota Makkah (fathu Makkah). Pada waktu itu, suku-suku
bangsa Arab menunda masuk Islam karena menunggu pembebasan kota Makkah. Mereka
meyakini, jika Muhammad bisa kembali ke Makkah dan mengalahkan kaumnya, maka ia
benar-benar seorang Nabi utusan Allah SWT.
Sementara Sayyid Qutub menperkuat
bahwa surat ini turun sebelum Fathu Makkah. Karena mengisyaratkan kemenangan
yang akan terjadi.
Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an,
ia mengkompromikan dzahiriyah nash dengan hadits Ummu Salamah. Bahwa ayat ini
turun mengabarkan berita gembira pembebasan kota Makkah. Rasulullah SAW tahu
bahwa beliau SAW akan wafat sehingga memanggil Fatimah ra untuk memberitahukan
dekatnya ajal beliau SAW.
Inilah bukti kebenaran Al Qur’an
yaitu kota Makkah benar-benar dibebaskan.
dan ayat ini menunjukkan bahwa
pertologan Allah SAW dan kemenangan ini menjadi kenyataan. Padahal manusia juga Rasulullah SAW dan para sahabat
tidak dapat menentukan hasil perjuangan mereka. Subhanallah
Ayat 2
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي
دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
dan kamu lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong
Kata ra-aita bisa berarti melihat
dengan mata kepala dan bisa juga bermakna mengetahui. Dan Rasulullah SAW memang
melihat secara langsung penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam dan
beliau mendapatkan berita itu, bahwa penduduk jazirah Arab juga akan
berbondong-bondong masuk Islam.
Setelah Fathu Makkah, penduduk
Makkah berbondong-bondong masuk Islam. Sebagiannya langsung di hadapan
Rasulullah SAW. Orang-orang Arab di luar Makkah dan Madinah juga
berbondong-bondong masuk Islam. Selama ini mereka menunggu apakah Rasulullah
SAW bisa membebaskan kota Makkah setelah sekian lama ‘meninggalkan’ dari tanah
kelahiran yang di dalamnya ada Baitullah sebagai kiblat kaum muslimin sampai
saat ini bahkan sampai akhir zaman.
Ayat 3
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ
إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima
taubat.
Diksi sabbih yang artinya
berenang. Yakni seorang yang menjauh dari posisinya. Sehingga maknanya,
menjauhkan Allah SWT dari segala kekurangan, lalu Mensucikan Allah SWT dari
segala kekurangan kelemahan.
Sedangkan diksi tawwaba maknanya
adalah kembali. Yakni kembalinya seseorang ke posisinya semula. Taubat adalah
kembalinya seorang hamba ke posisinya di hadapan Allah SWT. Artinya jika pelaku
tawwab adalah Allah SWT, maka Dia menerima taubat hamba-Nya yang
bersungguh-sungguh taubatnya.
Hal Inilah yang disebut taujih
Rabbani saat datang pertolongan Allah SWT dan kemenangan dari-Nya. Rasulullah
SAW diperintahkan untuk bertasbih, bertahmid dan beristighfar. Orang-orang
beriman tidak boleh sombong dan euforia atas setiap kemenangan apapun dalam
kehidupan di dunia ini. Justru harus sarana untuk menyadari akan kemenangan
yang datangnya dari Allah SWT. dan harus ditindaklanjuti dengan mendekatkan diri kepada-Nya,
mensucikan-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memohon ampunan.
Penjelasan Sayyid Qutub,
bertasbih dan bertahmid atas karunia Allah SWT yang telah menjadikan mereka
sebagai pemegang amanat untuk melaksanakan dakwah-Nya dan menjaga agama-Nya.
Beristighfar dari rasa bangga dan sombong yang kadang-kadang menyelinap ke dalam
jiwa saat kemenangan tiba. Dan
beristighfar atas perasaan dan sikap yang boleh jadi menyertai saat
perjuangan panjang dan sekian lama menantikan datangnya kemenangan sejati.
Ibnu Katsir menjelaskan,
Rasulullah SAW tidak hanya bertasbih dan beristighfar. Bahkan pada hari fathu
Makkah, beliau mengerjakan shalat delapan rakaat. Sebagian ulama berpendapat,
disunnahkan mencontoh Rasulullah SAW mengerjakan shalat delapan rakaat ketika
mendapatkan kemenangan atas suatu negeri. Shalat itu disebut juga shalat al
fath. Sa’ad bin Abi Waqash ketika menaklukkan kota-kota di Persia juga
melakukan shalat itu.
Karena itu Rasulullah SAW
mensyukuri nikmat pengampunan Allah SWT ini dengan pengampunan kepada seluruh
penduduk Makkah. Beliau memaafkan mereka meskipun dulunya menyakitnya. Saat
sebagian sahabat berseru “haadza yaumul malhamah” (ini adalah hari pertempuran
pembalasan), Rasulullah SAW justru menegur dengan bersabda “haadza yaumul
marhamah” (ini adalah hari kasih sayang).
Saat penduduk Makkah ketakutan
akan dibalas oleh Rasulullah SAW, ternyata beliau mema’afkan mereka semua.
“Siapa yang masuk Masjidil Haram, maka ia aman. Siapa yang masuk rumahnya
masing-masing, maka ia aman. Siapa yang masuk rumah Abu Sufyan, ia juga aman
dari gangguan yang dikhawatirkan.”
Khatimah
Surat An Nashr membawa kabar
gembira bagi kaum muslimin, arahan, petunjuk dan isyarat serta pelajaran masa
depan. Kabar gembiranya bahwa Allah SWT akan menolong Rasulullah SAW dan
mengganugrahkan kemenangan. Orang-orang pun akan berbondong-bondong masuk Islam
setelah mencapai kemenangan.
Arahan ini maksudnya, ketika
datang pertolongan Allah SWT dan kemenangan tersebut, hendaklah Rasulullah SAW
menghadapkan dirinya kepada Allah SWT dengan membaca kalimat tasbih, tahmid dan
istighfar.
Hal ini masih belum banyak
diketahui, surat ini juga memberikan petunjuk akan kebenaran janji Allah SWT
kepada hamba-hamba-Nya yang ingin berubah dalam kehidupan, serta isyarat akan
tibanya ajal Rasulullah SAW, Beliau akan wafat, sehingga sahabat yang tahu
seperti Abu Bakar ra dan Fatimah ea menangis karenanya. Peristiwa ini
seharusnya dapat kita jadikan pelajaran untuk konsisten dan selalu berjuang
dalam hidupnya sesuai potensi yang dimilikinya, dan jangan sampai dalam hidup
ini tidak punya nilai-nilai perjuangan.
Sekian sedikit pencerahan dari
Surat An Nashr ini, Semoga semakin menguatkan harapan kita mendapatkan
pertolongan Allah SWT. Wallahu a’lam bish shawab.
Tidak ada komentar: