Tafsir QS An-Nisa, ayat 85-87 Ibnu Katsir
مَنْ يَشْفَعْ شَفاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ
نَصِيبٌ مِنْها وَمَنْ يَشْفَعْ شَفاعَةً سَيِّئَةً يَكُنْ لَهُ كِفْلٌ مِنْها
وَكانَ اللَّهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتاً (85) وَإِذا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ
فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْها أَوْ رُدُّوها إِنَّ اللَّهَ كانَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ
حَسِيباً (86) اللَّهُ لَا إِلهَ إِلاَّ هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلى يَوْمِ
الْقِيامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثاً (87)
Barang siapa yang memberikan syafaat yang
baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya. Dan barang siapa yang
memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) darinya.
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Apabila kalian diberi penghormatan dengan
sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
darinya. atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu. Allah, tidak ada Tuhan
selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kalian di hari kiamat, yang
tidak ada keraguan padanya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya)
daripada Allah?
Firman Allah SWT.:
مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ
لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا
Barang siapa yang memberikan syafaat yang
baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya.(An-Nisa: 85)
Maksudnya, barang siapa yang berupaya dalam suatu
urusan, lalu ia menghasilkan hal yang baik darinya, maka dia memperoleh bagian
darinya.
وَمَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَكُنْ
لَهُ كِفْلٌ مِنْهَا
Dan barang siapa yang memberi syafaat yang
buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) darinya. (An-Nisa: 85)
Yakni dia memperoleh dosa dari urusan tersebut
yang diupayakannya dan telah diniatkannya sejak semula. Seperti yang disebutkan
di dalam hadis sahih dari Nabi SAW., bahwa beliau SAW. pernah bersabda:
"اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا وَيَقْضِي
اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ مَا شَاءَ".
Berikanlah syafaat, niscaya kamu beroleh
pahala, dan Allah memutuskan melalui lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Mujahid ibnu Jabr mengatakan bahwa ayat ini
diturunkan sehubungan dengan syafaat orang-orang yang diberikan oleh sebagian
dari mereka untuk sebagian yang lain.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan
firman Allah SWT.: Barang siapa yang memberikan syafaat. (An-Nisa: 85)
Dalam ayat ini tidak disebutkan barang siapa yang beroleh syafaat.
Firman Allah SWT.:
وَكانَ اللَّهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتاً
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(An-Nisa: 85)
Menurut Ibnu Abbas, Ata, Atiyyah, Qatadah, dan
Matar Al-Warraq, yang dimaksud dengan مُقِيتًا ialah
Yang Maha Memelihara.
Menurut Mujahid, lafaz مُقِيتًا artinya
Maha Menyaksikan. Menurut riwayat yang lain darinya, makna yang dimaksud ialah
Maha Menghitung.
Sa'id ibnu Jubair, As-Saddi, dan Ibnu Zaid
mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Yang Mahakuasa.
Menurut Abdullah ibnu Kasir, makna yang dimaksud
ialah Yang Maha Mengawasi.
Menurut Ad-Dahhak, al-muqit artinya Yang
Maha Memberi Rezeki.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahim ibnu Mutarrif,
telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Yunus, dari Ismail, dari seorang
lelaki, dari Abdullah ibnu Rawwahah, bahwa ia pernah ditanya oleh seorang lelaki
tentang makna firman-Nya: Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (An-Nisa:
85) Maka ia menjawab bahwa Allah membalas setiap orang sesuai dengan amal
perbuatannya.
Firman Allah SWT.:
وَإِذا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا
بِأَحْسَنَ مِنْها أَوْ رُدُّوها
Apabila kalian diberi penghormatan dengan
sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). (An-Nisa: 86)
Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepada
kalian, maka balaslah salamnya itu dengan salam yang lebih baik darinya, atau
balaslah ia dengan salam yang sama. Salam lebihan hukumnya sunat, dan salam
yang semisal hukumnya fardu.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ
سَهْلٍ الرَّمْلِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ السَّري الْأَنْطَاكِيُّ،
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ لَاحِقٍ، عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ
النَّهْدي، عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ. فَقَالَ: "وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ". ثُمَّ
أَتَى آخر فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
وَبَرَكَاتُهُ". ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ فَقَالَ لَهُ: "وَعَلَيْكَ"
فَقَالَ لَهُ الرَّجُلُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، أَتَاكَ
فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَسَلَّمَا عَلَيْكَ فَرَدَدْتَ عَلَيْهِمَا أَكْثَرَ مِمَّا
رَدَدْتَ عَلَيَّ. فَقَالَ: "إِنَّكَ لَمْ تَدَعْ لَنَا شَيْئًا، قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى: وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا
أَوْ رُدُّوهَا فَرَدَدْنَاهَا عَلَيْكَ".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Musa ibnu Sahl Ar-Ramli, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnus
Sirri Al-Intaki, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Lahiq, dari Asim
Al-Ahwal, dari Abu Usman An-Nahdi, dari Salman Al-Farisi yang menceritakan
bahwa ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW., lalu ia mengucapkan, "Assalamu
'alaika, ya Rasulullah (semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu, wahai
Rasulullah)." Maka Rasulullah SAW. menjawab: Semoga keselamatan dan
rahmat Allah terlimpahkan atas dirimu. Kemudian datang pula lelaki yang
lain dan mengucapkan, "Assalamu 'alaika, ya Rasulullah, warahmatullahi
(semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpahkan kepadamu, wahai
Rasulullah)." Maka beliau SAW. menjawab: Semoga keselamatan dan rahmat
serta berkah Allah terlimpahkan atas dirimu. Lalu datang lagi lelaki yang
lain dan mengucapkan, "Assalamu 'alaika, ya Rasulullah, warahmatullahi
wabarakatuh (semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkah-Nya terlimpahkan
kepadamu, wahai Rasulullah)." Maka Rasulullah SAW. menjawab: Hal yang
sama semoga terlimpahkan kepadamu. Maka lelaki yang terakhir ini bertanya,
"Wahai Nabi Allah, demi ayah dan ibuku yang menjadi tebusanmu, telah
datang kepadamu si anu dan si anu, lalu keduanya mengucapkan salam kepadamu dan
engkau menjawab keduanya dengan jawaban yang lebih banyak dari apa yang engkau
jawabkan kepadaku." Maka Rasulullah SAW. bersabda: Karena sesungguhnya
engkau tidak menyisakannya buatku barang sedikit pun, Allah SWT. telah
berfirman, "Apabila kalian diberi penghormatan dengan sesuatu
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya,
atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). (An-Nisa: 86)," maka
aku menjawabmu dengan salam yang serupa.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim
secara mu'allaq. Untuk itu ia mengatakan, telah diriwayatkan dari Ahmad ibnul
Hasan dan Imam Turmuzi, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnus Sirri Abu
Muhammad Al-Intaki, bahwa Abul Hasan (seorang lelaki yang saleh) mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Lahiq, lalu ia mengetengahkan
berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal.
Abu Bakar ibnu Murdawaih meriwayatkan pula, telah
menceritakan kepada kami Abdul Baqi ibnu Qani', telah menceritakan kepada kami
Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Lahiq Abu Usman, lalu ia mengetengahkan
hadis yang semisal, tetapi aku tidak melihatnya di dalam kitab musnad.
Hadis ini mengandung makna yang menunjukkan bahwa
tidak ada tambahan dalam jawaban salam yang bunyinya mengatakan, "Assalamu
'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Seandainya disyariatkan salam yang
lebih banyak dari itu, niscaya Rasulullah SAW. menambahkannya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ -أَخُو سُلَيْمَانَ بْنِ كَثِيرٍ -حَدَّثَنَا جَعْفَرُ
بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ عَوْفٍ، عَنْ أَبِي رَجَاءٍ العُطَاردي، عَنْ عِمْرَانَ
بْنِ حُصَين؛ أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ،
فَقَالَ: "عَشْرٌ". ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: "السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَرَدَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ:
"عِشْرُونَ". ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ. فَرَدَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ جَلَسَ، فَقَالَ:
"ثَلَاثُونَ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Muhammad ibnu Kasir (saudara lelaki Sulaiman ibnu Kasir), telah
menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, dari Auf, dari Abu Raja
Al-Utaridi, dari Imran ibnul Husain yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki
datang kepada Rasulullah SAW., lalu mengucapkan, "Assalamu 'al'aikum, ya
Rasulullah," lalu Rasulullah SAW. menjawabnya dengan jawaban yang sama,
kemudian beliau duduk dan bersabda, "Sepuluh." Kemudian datang
lelaki lainnya dan mengucapkan, "Assalamu 'alaikum warahmatullahi, ya
Rasulullah," lalu Rasulullah SAW. menjawabnya dengan jawaban yang sama,
kemudian duduk dan bersabda, "Dua puluh." Lalu datang lelaki
lainnya dan bersalam, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,"
maka Nabi SAW. membalasnya dengan salam yang serupa, kemudian duduk dan
bersabda, "Tiga puluh."
Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Abu Daud,
dari Muhammad ibnu Kasir. Imam Turmuzi mengetengahkannya, begitu pula Imam
Nasai dan Al-Bazzar yang juga melalui hadis Muhammad ibnu Kasir. Kemudian Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini berpredikat garib bila ditinjau dari
sanadnya.
Dalam bab yang sama diriwayatkan pula hadis dari
Abu Sa'id, Ali, dan Sahl ibnu Hanif. Al-Bazzar mengatakan bahwa hal ini telah
diriwayatkan pula dari Nabi SAW. melalui berbagai jalur, dan hadis ini
merupakan hadis yang paling baik sanadnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Harb Al-Mausuli, telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu
Abdur Rahman Ar-Rawasi, dari Al-Hasan ibnu Saleh, dari Sammak, dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Barang siapa yang mengucapkan salam
kepadamu dari kalangan makhluk Allah, jawablah salamnya, sekalipun dia adalah
seorang Majusi." Demikian itu karena Allah SWT. telah berfirman: maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa). (An-Nisa: 86)
Qatadah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya. (An-Nisa: 86)
Yakni kepada orang-orang muslim (yang bersalam kepadamu). atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa). (An-Nisa: 86) ditujukan kepada kafir
zimmi.
Akan tetapi, takwil ini masih perlu
dipertimbangkan, atas dasar hadis di atas tadi yang menyatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah membalas salam penghormatan dengan yang lebih baik. Apabila
seorang muslim mengucapkan salam penghormatan dengan lafaz salam yang maksimal
dari apa yang disyariatkan, maka balasannya adalah salam yang serupa. Terhadap
ahli zimmah (kafir zimmi), mereka tidak boleh dimulai dengan salam; dan jawaban
terhadap mereka tidak boleh dilebihkan, melainkan hanya dibalas dengan yang
singkat, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Ibnu Umar,
bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda:
"إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمُ الْيَهُودُ فَإِنَّمَا يَقُولُ أَحَدُهُمْ: السَّامُّ عَلَيْكَ فَقُلْ: وَعَلَيْكَ".
Apabila orang Yahudi mengucapkan salam kepada
kalian, maka sebenarnya yang diucapkan seseorang dari mereka adalah,
"As-Samu'alaikum (kebinasaan semoga menimpa kamu), maka katakanlah,
"Wa'alaika (dan semoga kamu pun mendapat yang serupa)."
Di dalam Sahih Muslim disebut melalui Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda:
«لَا تبدأوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى بِالسَّلَامِ وَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُمْ إِلَى أَضْيَقِهِ».
Janganlah kalian memulai salam kepada orang
Yahudi dan orang Nasrani, dan apabila kalian bersua dengan mereka di jalan,
maka desaklah mereka ke tempat yang paling sempit.
Sufyan As-Sauri meriwayatkan dari seorang
laki-laki, dari Al-Hasan Al-Basri yang mengatakan bahwa salam hukumnya sunat,
sedangkan menjawabnya adalah wajib.
Pendapat yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri
ini juga dikatakan oleh semua ulama, bahwa menjawab salam hukumnya wajib bagi
orang yang ditujukan salam kepadanya. Maka berdosalah dia jika tidak
melakukannya, karena dengan begitu berarti dia telah melanggar perintah Allah
yang ada di dalam firman-Nya: maka balaslah penghormatan itu dengan yang
lebih baik darinya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). (An-Nisa:
86)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud berikut sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah disebutkan bahwa
Rasulullah SAW. pernah bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أفلا أَدُلُّكُمْ عَلَى أمر إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ ».
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, kalian tidak dapat masuk surga sebelum beriman, dan
kalian belum beriman sebelum saling mengasihi. Maukah aku tunjukkan kalian
kepada suatu perkara; apabila kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling
mengasihi, yaitu: "Tebarkanlah salam di antara kalian."
Firman Allah SWT.:
اللَّهُ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ
Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.
(An-Nisa: 87)
merupakan pemberitahuan tentang keesaan-Nya dan
hanya Dialah Tuhan semua makhluk. Ungkapan ini mengandung qasam (sumpah) bagi
firman selanjutnya, yaitu:
لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
لَا رَيْبَ فِيهِ
Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kalian di
hari kiamat, yang tidak ada keraguan padanya. (An-Nisa: 87)
Huruf lam yang terdapat pada lafaz لَيَجْمَعَنَّكُمْ merupakan pendahuluan bagi
qasam. Dengan demikian, maka firman-Nya: Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.
(An-Nisa: 87) merupakan kalimat berita dan sekaligus sebagai sumpah yang
menyatakan bahwa Dia kelak akan menghimpun semua manusia dari yang awal hingga
yang terakhir di suatu padang (mahsyar), yakni pada hari kiamat nanti. Lalu Dia
memberikan balasan kepada setiap orang yang beramal sesuai dengan amalnya
masing-masing.
Firman Allah SWT.:
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثاً
Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya)
daripada Allah? (An-Nisa: 87)
Yakni tiada seorang pun yang lebih benar daripada
Allah dalam perkataan, berita, janji, dan ancaman-Nya. Maka tidak ada Tuhan
selain Dia, dan tidak ada Penguasa selain Dia.
Tidak ada komentar: