Keajaiban Zakat: Pelindung Harta dan Penolong di Akhirat
Zakat bukan sekadar ibadah biasa, tetapi merupakan ibadah maliyah, yaitu ibadah yang melibatkan harta. Pelaksanaannya dilakukan dengan memberikan sebagian harta tertentu yang telah mencapai nisab dan haul sesuai ketentuan syariat. Kewajiban ini telah ditetapkan sejak bulan Sya'ban tahun kedua Hijriah dan tidak hanya berlaku bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi juga bagi umat-umat terdahulu.
Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman dalam Q.S. An-Nisa : 114 yang berbunyi :
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا ۞ا
Artinya : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar."
Dalam Islam, zakat menjadi indikator keimanan seseorang. Mereka yang membangkang terhadap kewajiban zakat dianggap telah keluar dari Islam (murtad), sedangkan mereka yang enggan membayar zakat karena sifat kikir atau lalai dihukumi sebagai orang fasik yang berdosa. Jika meninggal dalam keadaan demikian tanpa bertaubat, maka siksa neraka menantinya.
Namun, di balik kewajiban ini, terdapat keajaiban zakat yang begitu luar biasa. Mari kita simak dua kisah yang menggambarkan bagaimana zakat dapat menjadi pelindung di dunia maupun di akhirat.
Kisah Pertama: Kambing yang Menjadi Musuh
Dalam kitab Qurrotul Uyun wa Farizul Qalbik Mazzone karya Imam Abul Laits as-Samarqandi, terdapat kisah seorang laki-laki yang awalnya enggan membayar zakat. Ia memiliki banyak kambing, tetapi tidak pernah mengeluarkan zakatnya. Suatu hari, datanglah seorang fakir yang meminta bantuan, dan karena iba, ia memberinya satu ekor kambing gibas. Pada malam harinya, laki-laki itu bermimpi. Dalam mimpi tersebut, seluruh kambingnya berbalik menyerangnya dengan marah. Ia merasa ketakutan dan tidak bisa lari. Tiba-tiba, kambing yang ia sedekahkan kepada fakir datang untuk melindunginya. Namun, karena jumlah kambing yang menyerangnya jauh lebih banyak, kambing yang sedekah itu kalah dan hampir saja ia terbunuh jika tidak terbangun dari mimpi.
Saat terbangun, jantungnya berdegup kencang karena ketakutan. Ia pun berkata, "Demi Allah, aku akan memperbanyak kambing yang membelaku!" Sejak saat itu, ia mulai menunaikan zakat dan bersedekah dengan sepertiga dari seluruh kambingnya. Ia menyadari bahwa harta yang tidak dizakati justru akan menjadi musuhnya sendiri di akhirat.
Kisah Kedua: Umur Panjang Berkat Zakat
Kisah berikutnya terjadi pada zaman Nabi Daud ‘alaihissalam. Suatu hari, seorang pemuda tampan datang menemui Nabi Daud as. Saat itu, malaikat maut berada di dekat Nabi Daud dan berkata, “Wahai Daud, pemuda ini hanya memiliki sisa umur enam hari.” Mendengar hal itu, Nabi Daud as. merasa sedih.
Namun, waktu berlalu, dan tujuh bulan kemudian pemuda tersebut masih hidup. Nabi Daud as pun bertanya kepada malaikat maut, "Bukankah kau mengatakan bahwa umurnya tinggal enam hari?" Malaikat maut pun menjawab, "Benar. Namun, ketika aku hendak mencabut nyawanya, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman kepadaku: ‘Tinggalkan hambaku ini, karena ia pernah bertemu seorang fakir yang sangat membutuhkan, lalu ia memberikan zakatnya kepadanya. Si fakir merasa bahagia dan mendoakan agar pemuda ini diberi panjang umur serta menjadi temanmu di surga.
Allah SWT pun menerima doa tersebut, menambahkan umurnya dari enam hari menjadi enam puluh tahun, dan menambahkannya lagi sepuluh tahun sebagai rahmat-Nya. Oleh sebab itu, aku tidak mencabut nyawanya hingga selesai masa tersebut.”
Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman dalam Q.S. At – Taubah : 60
إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيم
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Pelajaran dari Keajaiban Zakat
Dari dua kisah di atas, kita dapat menarik beberapa hikmah penting:
Harta yang tidak dizakati akan menjadi musuh pemiliknya di dunia maupun di akhirat, sedangkan zakat akan menjadi penyelamat dan pelindung.
Zakat dapat memperpanjang umur, sebagaimana kisah pemuda yang mendapat tambahan usia berkat kebaikan dan keikhlasannya dalam bersedekah.
Zakat mendatangkan keberkahan bagi harta yang dimiliki dan menjadikannya lebih bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Dia akan selalu membalas kebaikan dengan berlipat ganda.
Sebagai umat Islam, marilah kita selalu berusaha untuk menunaikan zakat dengan penuh keikhlasan. Dengan begitu, kita dapat menjaga diri, membersihkan harta, dan mendapatkan rahmat serta keberkahan dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang senantiasa bertakwa dan mengikuti syariat Islam dengan baik. Wallahu a’lam bish-shawab.

Tidak ada komentar: